Berita Terkini

Setahun Podcast Mengudara: Dari Ruang Sederhana Menjadi Wadah Edukasi Demokrasi

CIREBON — Satu tahun sudah Podcast KPU Kabupaten Cirebon mengudara, menjadi ruang dialog, edukasi, dan inspirasi tentang demokrasi dan kepemiluan bagi masyarakat luas. Momen istimewa ini dirayakan dalam suasana penuh kehangatan di Aula Pangeran Walangsungsang, Selasa (28/10).

Hadir dalam perayaan tersebut Ketua Divisi SDM dan Litbang KPU Provinsi Jawa Barat, Abdullah Sapi’i, serta Ketua Divisi Sosialisasi, Pendidikan Pemilih, dan Partisipasi Masyarakat KPU Provinsi Jawa Barat, Hedi Ardia. Turut menyemarakkan acara, Anggota Bawaslu Kabupaten Cirebon dan perwakilan KPU Kabupaten Kuningan, Majalengka dan Kota Cirebon, menandakan eratnya sinergi antar lembaga penyelenggara dan pengawas pemilu di daerah.

Perayaan dibuka dengan suasana hangat dan penuh semangat kolaborasi. Sebagai simbol rasa syukur, Ketua KPU Kabupaten Cirebon Esya Karnia Puspawati memotong tumpeng didampingi para anggota. Momen sederhana namun sarat makna ini menjadi refleksi perjalanan panjang satu tahun podcast yang terus tumbuh di tengah keterbatasan.

“Alhamdulillah, hingga hari ini Podcast KPU Kabupaten Cirebon telah menayangkan 28 episode. Setiap Rabu malam pukul 19.00 WIB, kami berkomitmen menghadirkan tayangan yang informatif, edukatif, dan dekat dengan masyarakat,” ujar Esya.

Ia menuturkan, perjalanan podcast ini tidak selalu mudah. Dengan keterbatasan anggaran—karena KPU Kabupaten Cirebon merupakan satuan kerja yang tidak menerima dukungan dana dari pemerintah daerah—seluruh proses produksi dilakukan secara mandiri dengan memanfaatkan sumber daya internal.

“Kami memulai dari ruang kecil berukuran 3x2,5 meter. Namun dari ruang sederhana itulah, kami ingin menghadirkan kontribusi besar bagi literasi demokrasi,” tambahnya.

Kreativitas kemudian menjadi kunci. KPU Kabupaten Cirebon memperluas jangkauan edukasi dengan menjalin kerja sama bersama berbagai lembaga pendidikan, seperti Kantor Cabang Dinas Pendidikan (KCD) Wilayah X Jawa Barat, Dinas Pendidikan, dan Kementerian Agama Kabupaten Cirebon. Kerja sama ini melahirkan banyak kegiatan di sekolah: mulai dari sosialisasi kepemiluan, pembina upacara, hingga kunjungan edukatif ke kantor KPU.

“Kami menyasar siswa SMP, SMA, MA, hingga madrasah. Mereka adalah generasi pra-pemilih yang pada Pemilu 2029 akan menjadi pemilih pemula dari generasi Alpha. Kami ingin menanamkan nilai-nilai demokrasi sejak dini agar mereka tumbuh menjadi warga negara yang sadar hak dan tanggung jawabnya,” jelas Esya.

Ke depan, KPU Kabupaten Cirebon juga menargetkan capaian Silver Play Button YouTube sebagai simbol komitmen dalam memperluas jangkauan komunikasi publik. “Bukan soal popularitas atau monetisasi, tetapi soal solidaritas antar KPU kabupaten/kota. Kami ingin menunjukkan bahwa kolaborasi digital juga bisa memperkuat kelembagaan,” ungkapnya.

Menariknya, KPU Cirebon juga bekerja sama dengan sejumlah kafe lokal yang memberikan voucher kopi bagi masyarakat yang menonton dan memberikan komentar pada podcast sebagai bentuk apresiasi dan dukungan publik.

Dalam kesempatan yang sama, Hedi Ardia mengingatkan pentingnya memilih sudut pandang publik dalam produksi konten.
“Kita sering membuat konten dari perspektif penyelenggara, padahal belum tentu itu yang ingin didengar masyarakat. Gunakan cara pandang masyarakat, kemas isu KPU dengan hal-hal yang sedang relevan dan dekat dengan mereka,” ujarnya.

Ia mencontohkan, ketika isu publik sedang ramai membicarakan topik tertentu seperti game online atau isu keterbukaan informasi, KPU dapat mengambil bagian dengan sudut pandang edukatif. “Podcast jangan hanya muncul di musim pemilu, tapi hadir di tengah keseharian warga. Bicarakan literasi politik dengan cara ringan, menarik, dan mudah dicerna,” tambahnya.

Sementara itu, Abdullah Sapi’i memberikan apresiasi khusus.
“Menurut saya, podcast terbaik di lingkungan KPU se-Jawa Barat saat ini adalah Podcast KPU Kabupaten Cirebon. Bukan hanya karena kualitasnya, tapi karena konsistensinya — tayang rutin, aktif, dan terus hidup hingga hari ini. Itu luar biasa,” ungkapnya.

Ia juga menyoroti pentingnya menyasar generasi muda sejak dini.
“Pemilih 2029 saat ini berusia sekitar 14 tahun. Karena itu, KPU harus hadir di sekolah-sekolah, memperkenalkan demokrasi dengan pendekatan yang menyenangkan. Selain menyiapkan pemilih, kita juga sedang menyiapkan calon penyelenggara pemilu masa depan,” jelasnya.

Abdullah menambahkan, hampir 85% penyelenggara pemilu di periode berikutnya adalah orang baru. Karena itu, pendidikan kepemiluan harus dimulai sejak sekarang agar lahir generasi penyelenggara yang adaptif, teliti, dan berintegritas.

Acara ditutup dengan refleksi dan doa bersama. Suasana hangat terasa menyelimuti seluruh ruangan — sebuah perayaan bukan hanya atas usia podcast yang genap setahun, tetapi juga atas semangat yang terus hidup: semangat kolaborasi, inovasi, dan komitmen untuk membawa KPU semakin dekat dengan masyarakat melalui ruang digital yang kreatif dan bermakna.

Bagikan:

facebook twitter whatapps

Telah dilihat 7 kali