Galeri Foto Kegiatan

AI Bukan Menggantikan Manusia, tapi Memperkuatnya, KPU RI Gelar Bimtek Kerja Cerdas

Dalam menghadapi pesatnya perkembangan teknologi digital, khususnya pemanfaatan kecerdasan buatan (Artificial Intelligence/AI) di berbagai sektor, peningkatan pemahaman dan kesiapan sumber daya manusia menjadi hal yang penting. Teknologi AI kini hadir bukan hanya sebagai bentuk inovasi, tetapi juga sebagai sarana untuk menyederhanakan pekerjaan, meningkatkan efisiensi, serta mendukung pengambilan keputusan yang lebih cepat dan akurat.

Berdasarkan kebutuhan tersebut, KPU RI menyelenggarakan Bimbingan Teknis “Kerja Cerdas: Meningkatkan Produktivitas Menggunakan Kecerdasan Buatan (AI)” pada Jumat (17/10). Kegiatan ini menghadirkan Arief Pribadi, seorang AI & Enterprise Cloud Architect, sebagai narasumber yang membagikan wawasan mengenai penerapan teknologi AI dalam mendukung kinerja kelembagaan secara efektif dan inovatif.

Kegiatan ini diikuti oleh jajaran KPU Provinsi dan KPU Kabupaten/Kota se-Indonesia, termasuk Ketua KPU Kabupaten Cirebon, Esya Karnia Puspawati, Ketua Divisi Sosdiklih, Parmas dan SDM Masyhuri Abdul Wahid, Ketua Divisi Perencanaan, Data dan Informasi Khairil Ridwan, Sekretaris Andartua Sinaga dan Staf Sekretariat juga turut hadir secara daring untuk mengikuti sesi pembelajaran dan berbagi praktik penerapan teknologi digital dalam mendukung tata kelola organisasi yang lebih modern dan adaptif.

Anggota KPU RI, Betty Epsilon Idroos dalam sambutannya menyampaikan bahwa kegiatan ini menjadi ruang belajar bersama untuk memperkuat kapasitas sekaligus memperluas wawasan jajaran KPU dalam menghadapi tantangan zaman yang semakin dinamis. Menurutnya, adaptasi terhadap perkembangan teknologi dan peningkatan kompetensi menjadi kunci bagi aparatur KPU agar dapat bekerja lebih cerdas, efisien, dan relevan dengan kebutuhan masyarakat masa kini.

Ia juga mendorong seluruh peserta untuk tidak hanya hadir sebagai pendengar, tetapi aktif berdiskusi dan berbagi pengalaman agar hasil kegiatan dapat memberikan manfaat nyata dalam mendukung peningkatan kinerja kelembagaan.

Kepala Pusat Data dan Informasi KPU RI, Mashur Sampurna Jaya menyampaikan bahwa perkembangan teknologi informasi perlu dimanfaatkan secara optimal untuk meningkatkan pengetahuan dan keterampilan, khususnya dalam pemanfaatan Artificial Intelligence (AI). Teknologi ini diharapkan dapat mendorong peningkatan produktivitas, sekaligus membangun budaya kerja yang berbasis inovasi dan teknologi modern.

Sebagai narasumber, Arief Pribadi, AI & Enterprise Cloud Architect, menjelaskan bahwa kecerdasan buatan tidak akan menggantikan manusia, melainkan menjadi alat bantu yang memperkuat kemampuan manusia dalam berpikir dan mengambil keputusan.

“AI memang memiliki kapasitas yang jauh lebih besar dibanding otak manusia dalam hal kecepatan, daya simpan, dan kemampuan mengelola informasi. Namun yang terpenting adalah bagaimana kita memanfaatkannya secara tepat,” jelasnya.

Lebih lanjut, Arief menerangkan bahwa AI merupakan sistem komputer yang dapat belajar dari data, memahami konteks, dan mengambil keputusan layaknya manusia. Empat kemampuan utama AI meliputi melihat, memahami, memprediksi, dan menciptakan.

Ia juga menjelaskan hubungan antara AI, Machine Learning (ML), dan Deep Learning. ML merupakan bentuk AI yang mampu belajar dari data melalui sensor atau indera buatan, sedangkan Deep Learning merupakan bagian lebih spesifik yang bekerja menggunakan jaringan saraf tiruan mirip cara kerja otak manusia.

Dari sudut pandang perangkat teknologi, Arief menggambarkan bahwa jika prosesor merupakan “jantung” komputer, maka GPU adalah “otak” bagi AI, karena memiliki banyak inti (core) yang mampu memproses data dalam jumlah besar secara cepat dan paralel.

Dalam paparannya, Arief juga membedakan dua kemampuan utama AI, yaitu Prediktif dan Generatif. Prediktif AI berfokus pada analisis data masa lalu untuk memprediksi kemungkinan di masa depan. Generatif AI, sebaliknya, mampu menciptakan hal baru berdasarkan pola data yang telah dipelajari sebelumnya.

Agar AI dapat memberikan hasil yang relevan dan akurat, Arief menekankan pentingnya kemampuan membuat prompt atau instruksi yang jelas dan detail. “Prompting adalah seni memberikan perintah kepada AI agar menghasilkan keluaran sesuai kebutuhan. Semakin spesifik perintah yang diberikan, semakin tepat pula hasil yang diperoleh,” ujarnya.

Ia mencontohkan, jika kita hanya memberi instruksi “habiskan makan”, hasilnya mungkin tidak sesuai harapan. Namun jika diperinci menjadi “habiskan makan dalam 10 menit, tanpa sisa, menggunakan sendok, lalu minum air setelahnya,” maka hasilnya akan jauh lebih akurat - begitu pula dalam berinteraksi dengan AI.

Arief juga mengingatkan bahwa AI tetap membutuhkan peran manusia sebagai pengarah dan pengontrol. “AI hanya membantu, tetapi kitalah yang harus memastikan hasilnya benar dan sesuai konteks,” tegasnya.

Sebagai penutup, Arief menyampaikan bahwa AI bukan untuk menggantikan manusia, melainkan memperkuat kecerdasan manusia agar dapat bekerja lebih cepat, tepat, dan transparan. Ia mendorong peserta untuk mulai memanfaatkan AI dari hal-hal sederhana, seperti membantu penulisan, analisis data, hingga berpikir strategis untuk mendukung peningkatan kinerja kelembagaan.

Bagikan:

facebook twitter whatapps

Telah dilihat 90 kali